Translate with Guz Tea

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Thursday, 29 Dec 2011

Resolusi merupakan suatu hal yang perlu kita gagas saat ini untuk menyambut tahun baru yang moga-moga penuh berkah dan rahmah. Tahun baru akan tiba dalam hitungan hari, kita akan mengalami pergantian tahun masehi, dari 2011 ke 2012. Diakhir momentum 2011 ini, ada baiknya kita meluangkan waktu untuk menyusun Planning tujuan yang akan dicapai di tahun 2012 nanti. Hal ini sangat penting supaya momentum tahun Naga Emas nanti tidak terbuang sia-sia.

Planning, arti kata yang sudah tidak asing lagi buat kita. Yang tentunya Planning supaya terealisasi dan aplikatif, bukan sekedar Plan yang tersusun lalu dilupakan right. Oke, sekarang ini  tentu anda akan berpikir  "Apa Planning di Tahun Depan?". Nach, di dalam menyusun Planning kita tentu membutuhkan suatu niat. Niat ini pun tentu membutuhkan "komitmen" dan "ikhtiar" right. So, mari kita sama-sama membuat suatu rencana yang menggemparkan dunia akhirat


* Arti Resolusi
Berbicara tentang "Resolusi" tentu kita harus tahu arti dari kata tersebut. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata resolusi diterjemahkan sebagai re·so·lu·si /rĂ©solusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan suatu hal: rapat akhirnya mengeluarkan suatu -- yg akan diajukan kpd pemerintah.

Secara sederhana, makna resolusi dapat kita gunakan untuk menyimpulkan suatu harapan, tujuan, hal yang konkret pencapaian suatu tujuan. Misalkan, bisa mendapatkan nilai A pada mata kuliah, dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu, bebas utang, membeli kendaraan, mendapat pekerjaan, atau mendapatkan pacar baik hati?.

* Implementasi  Bakti & Free
Alright, buang basa-basi. Resolusi 2012 saya sendiri sebagai Blogger sejati akan menambah porsi darma bakti kepada Orang Tua, Negara dan Agama. Jika di uraikan secara lebih spesifik saya akan memenuhi segala permintaan Ortu di tahun 2012, akan berusaha menegakkan HAM di Negeri tercinta ini melalui pemanfaatan internet seperti jejaring sosial etc, dan menegakkan syariat islam di Indonesia dengan segala daya dan upaya.

Sekarang pertanyaannya Sob. "Apa Saya sanggup melakukan hal itu?". Atau Antum sanggup mungkin?. Dalam hati saya berkata "Harus, harus, harus sanggup". Satu kata mujarab untuk tekad "Keep Spirit" betul ! ?.

Ngomongin darma bakti nich sob, baik pada Ortu, Negara or Agama. Saya punya satu hal yang sangat membantu bagi anda-anda yang juga ingin mendarma baktikan hidupnya seperti saya. Hal itu seperti penyediaan layanan alat komunikasi atau internet gratis sob. Ini sangat penting peranannya untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Betul gak tuh? coba pikir, dengan penyedian alat komunikasi dan layanan internet gratis masyarakat Indonesia tidak perlu ngeluarin kocek untuk membayar pelayanan "Ghaib" seperti ini. Masyarakat juga bakalan banyak belajar sehingga SDM di Indonesia akan bertambah ilmu pengetahuannya. Dan yang tidak kalah pentingnya supaya kita tidak "Ketinggalan Zaman" betul gak sob?.

Sekarang pertanyaannya lagi sob. Apa saya bisa memberikan jasa pelayanan gratis alat komunikasi dan internet?. Tentu saja saya "Tidak Bisa Sob". Terus siapa sob yang bisa? "Ya, pastinya orang baik dan dermawan.

* Harapan Resolusi Juara 2012 Telkom Speedy
Telkom Speedy sebagai penyedia layanan internet telah berperan penting di dalam pembangunan SDM. Hal yang membanggakan karena telah memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pelajar di dalam mengembangkan keahliannya. Harapan yang sedikit mencuat mengenai resolusi juara telkom speedy yaitu harapan yang moga-moga Telkom Speedy bermurah hati memberikan internet gratis di tahun 2012. Mungkin dengan di adakannya program baru mungkin seperti: "Free Content Resolusi Juara Telkom Speedy 2012 !!" dalam periode tertentu akan memberikan semangat baru kepada pengguna layanan speedy.

Selama ini Telkom Speedy sudah bermurah hati dengan konten-kontennya yang seru di Store Telkom Speedy seperti Voucher Nusantara Online 500 PRP (Bonus 25 PRP), Home Monitoring Paket Basic Kaspersky Anti Virus 2010 - 1 PC, lalu  Indismart SD SMP dan SMA. Wah baik kan?. Tapi lebih baik lagi kalo di Resolusi 2012 nanti semua konten tersebut gratis bener ga sob?. Pencapaian suatu keberhasilan sang juara tentu mesti ada pengorbanan. Namun pengorbanan tersebut tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh. betul begitu sob?!

* Kiat Planning 2012
Perencanaan merupakan suatu hal yang amat penting di dalam mendukung suksesnya suatu tujuan. Oleh karenanya Guztea ada beberapa tips resolusi 2012 nich buat semua sob:
  1. Niat (di mulut dan hati)
  2. Komitmen (mesti di inget-inget)
  3. Ikhtiar (just do it)
Pertama, Niat merupakan hal utama di dalam mengerjakan suatu kegiatan. Tanpa ada niat, semua pekerjaan tidak akan terlaksana dengan maksimal.

Kedua, Komitmen merupakan tombak pengukuh setiap niat yang akan dilaksanakan. Tanpa komitmen, pekerjaan sering kali lalai dilakukan.

Ketiga,
Ikhtiar merupakan penentu setiap tujuan. Tanpa ada ikhtiar, percuma sob.

Dari tiga tips ini mungkin dapat membantu didalam melaksanakan visi misi sobat semua di dalam program Resolusi 2012. Selamat merencanakan Resolusi 2012.

Tetap Semangat !

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba Blog Resolusi Juara 2012 yang diadakan oleh Telkom Speedy

HTML Comment Box is loading comments...








Posted by Agus Rinanto Labels:
Silahkan nikmati gratis SMS ini. Hemat Sob,... (Jangkauan Seluruh Indonesia GSM/CDMA)






Posted by Agus Rinanto
Monday, December 26, 2011 at 10:59 PM |  
Browser ini merupakan browser yang paling populer. Hal ini karena jika di banding browser-browser yang lain, browser ini paling cepat. Kali ini Guztea akan berbagi sedikit ilmu tentang browser nich. 
 
Bagi Anda pengguna internet browser ini akan segera bisa merasakan perbedaan yang signifikan, namun hati-hati dalam mengikuti langkah mempercepat mozilla firefox ini karena jika salah, bisa-bisa firefox ada jadi tidak normal.

Untuk kali ini kita akan mencoba mempercepat firfox tanpa bantuan software. Oke langsung saja, buka browser Firefox Anda dan ikuti langkah-langkah dibawah ini: 


1. Ketikkan about:config
2. network.http.pipelining.maxrequests. Double-click > 8.
3. network.http.proxy.pipelining. doubleclick > true.
4. network.dns.disableIPv6 > true
5. New > Boolean > content.interrupt.parsing > true
6. New > Integer > content.max.tokenizing.time > 2250000
7. New > Integer > content.notify.interval > 750000
8. New > Boolean > content.notify.ontimer > true
9. New > Integer > content.notify.backoffcount > 5
10. New > Integer > content.switch.threshold > 750000
11. New > Integer > nglayout.initialpaint.delay > 0

Silahkan rasakan perbedaannya. Semoga bermanfaat Sob.








Posted by Agus Rinanto
Wednesday, December 21, 2011 at 10:41 AM |  
Pada usia 31 tahun ia masuk Islam. Dan dalam usia 31 tahun ia pergi menemui syahidnya. Dan antara hari keislamannya sampai saat wafatnya, telah diisi oleh Sa’ad bin Muadz dengan karya-karya gemilang dalam berhakti kepada Allah dan Rasul-Nya… .

Lihatlah, Gambarkanlah dalam ingatan kalian laki-laki yang anggun berwajah tampan berseri-seri, dengan tubuh tinggi jangkung dan badan gemuk gempal …? Nab, itulah dia … !

Bagai hendak dilipatnya bumi dengan melompat dan berlari menuju rumah As’ad bin Zurarah, untuk melihat seorang pria dari Mekah bernama Mush’ab bin Umeir yang dikirim oleh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan guna menyebarkan tauhid dan Agama Islam di Madinah ….

Memang, ia pergi ke sana dengan tujuan hendak mengusir perantau ini ke luar perbatasan Madinah, agar ia membawa kembali Agamanya dan membiarkan penduduk Madinah dengan agama mereka

Tetapi baru saja ia bersama Useid bin Zurarah sampai ke dekat majlis Mush’ab di rumah sepupunya, tiba-tiba dadanya telah terhirup udara segar yang meniupkan rasa nyaman. Dan belum lagi ia sampai kepada hadirin dan duduk di antara mereka memasang telinga terhadap uraian-uraian Mush’ab, maka petunjuk Allah telah menerangi jiwa dan ruhnya.

Demikianlah, dalam ketentuan taqdir yang mengagumkan, mempesona dan tidak terduga, pemimpin golongan Anshar itu melemparkan lembingnya jauh-jauh, lain mengulurkan tangan kanannya mengangkat bai’at kepada utusan Rasulullah saw…..

Dan dengan masuk Islamnya Sa’ad, bersinarlah pula di Madinah mata hari baru, Yang pada garis edarnya akan berputar dan beriringan qalbu yang tidak sedikit jumlahnya, dan bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan diri mereka kepada Allah Robbul’alamin . . . !

Sa’ad telah memeluk Islam, memikul tanggung jawab itu dengan keberanian dan kebesaran … Dan tatkala Rasulullah hijrah ke Madinah, maka rumah-rumah kediaman Bani Abdil Asyhal, yakni kabilah Sa’ad, pintunya terbuka lebar bagi golongan Muhajirin, begitu pula semua harta kekayaan mereka dapat dimanfa’atkan tanpa batas, pemakainya tidak perlu rendah diri dan jangan takut akan disodori bon perhitungan.

Dan datanglah saat perang Badar ….Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan shahabat-shahabatnya dari golongan Muhajirin dan Anshar untuk bermusyawarah dengan mereka tentang urusan perang itu dihadapkannya wajahnya yang mulia ke arah orang-orang Anshar, seraya katanya: “Kemukakanlah buah fikiran kalian, wahai shahabat … !”

Maka bangkitlah Sa’ad bin Mu’adz tak ubah bagi bendera di atas tiangnya, katanva: -
“Wahai Rasulullah ! Kami telah beriman kepada anda, kami percaya dan mengakui bahwa apa yang anda bawa itu adalah hal yang benar, dan telah kami berikan pula ikrar dan janji-janji kami. Maka laksanakanlah terus, ya Rasulallah apa yang anda inginkan, dan kami akan selalu bersama anda … ! Dan demi Allah yang telah mengutus anda membawa kebenaran! Seandainya anda menghadapkan kami ke lautan ini lalu anda menceburkan diri ke dalamnya, pastilah kami akan ikut mencebur, tak seorang pun yang akan mundur, dan kami tidak keberatan untuk menghadapi musuh esok pagi! Sungguh, kami tabah dalam pertempuran dan teguh menghadapi perjuangan … ! Dan semoga Allah akan memperlihatkan kepada anda tindakan kami yang menyenangkan hati … ! Maka maulailah kita berangkat dengan berkah Allah Ta’ala… !”

Kata-kata Sa’ad itu muncul tak ubah bagai berita gembira, dan wajah Rasul pun bersinar-sinar dipenuhi rasa ridla dan bangga serta bahagia, lalu katanya kepada Kaum Muslimin: -

“Marilah hita berangkat dan besarkan hati halian karena Allah telah menjanjihan kepadahu salah satu di antara dua golongan! … Demi Allah,… sungguh seolah-olah tampak olehhu hehancuran orang-orang itu … !” (al-Hadits)

Dan di waktu perang Uhud, yakni ketika Kaum Muslimin telah cerai-berai disebabkan serangan mendadak dari tentara musyrikin, maka takkan sulit bagi penglihatan mata untuk menemukan kedudukan Sa’ad bin Mu’adz ….

Kedua kakinya seolah-olah telah dipakukannya ke bumi di dekat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempertahankan dan membelanya mati-matian, suatu hal yang agung, terpancar dari sikap hidupnya ….

Kemudian datanglah pula saat perang Khandak, yang dengan jelas membuktikan kejantanan Sa’ad dan kepahlawanannya ….
Perang Khandak ini merupakan bukti nyata atas persekongkolan dan siasat licik yang dilancarkan kepada Kaum Muslimin tanpa ampun, yaitu dari orang-orang yang dalam pertentangan mereka, tidak kenal perjanjian atau keadilan.

Maka tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para shahabat hidup dengan sejahtera di Madinah mengabdikan diri kepada Allah saling nasihat-menasihati agar mentaati-Nya serta mengharap agar orang-orang Quraisy menghentikan serangan dan peperangan, kiranya segolongan pemimpin Yahudi secara diam-diam pergi ke Mekah lalu menghasut orang-orang Quraisy terhadap Rasulullah sambil memberikan janji dan ikrar akan berdiri di samping Quraisy bila terjadi peperangan dengan orang-orang Islam nanti.

Pendeknya mereka telah membuat perjanjian dengan orang-orang musyrik itu, dan bersama-sama telah mengatur rencana dan siasat peperangan. Di samping itu dalam perjalanan pulang mereka ke Madinah, mereka berhasil pula menghasut suatu suku terbesar di antara suku-suku Arab yaitu kabilah Gathfan dan mencapai persetujuan untuk menggabungkan diri dengan tentara Quraisy.

Siasat peperangan telah diatur dan tugas serta peranan telah dibagi-bagi. Quraisy dan Gathfan akan menyerang Madinah dengan tentara besar, sementara orang-orang Yahudi, di waktu Kaum Muslimin mendapat serangan secara mendadak itu, akan melakukan penghancuran di dalam kota dan sekelilingnya!

Maka tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui permufakatan jahat ini, beliau mengambil langkah-langkah pengamanan. Dititahkannyalah menggali khandak atau parit perlindungan sekeliling Madinah untuk membendung seubuan musuh. Di samping itu diutusnya pula Sa’ad bin Mu’adz dan Sa’ad bin Ubadah kepada Ka’ab bin Asad pemimpin Yahudi suku Quraidha untuk menyelidiki sikap mereka yang sesungguhnya terhadap orang yang akan datang, walaupun antara mereka dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebenamya sudah ada beberapa perjanjian dan persetujuan damai.

Dan alangkah terkejutnya kedua utusan Nabi, karena ketika bertemu dengan pemimpin Bani Quraidha itu, jawabnya ialah: -”Tak ada persetujuan atau perjanjian antara Kami dengan Muhammad… !”

Menghadapkan penduduk Madinah kepada pertempuran sengit dan pengepungan ketat ini, terasa amat beuat bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. OLeh sebab itulah beliau memikirkan sesuatu siasat untuk memisahkan suku Gathfan dari Quraisy, hingga musuh yang akan menyerang, bilangan dan kekuatan mereka akan tinggal separoh.

Siasat itu segera beliau laksanakan yaitu dengan mengadakan perundingan dengan para pemimpin Gathfan dan menawarkan agar mereka mengundurkan diri dari peperangan dengan imbalan akan beroleh sepertiga dari hasil pertanian Madinah. Tawaran itu disetujui oleh pemimpin Gathfan, dan tinggal lagi mencatat persetujuan itu hitam di atas putih ….

Sewaktu usaha Nabi sampai sejauh ini, beliau tertegun, karena menyadari tiadaiah sewajarnya ia memutuskan sendiri masalah tersebut. Maka dipanggilnyalah para shahabatnya untuk merundingkannya. Terutama Sa’ad bin Mu’adz dan Sa’ad bin Ubadah, buah fikiran mereka amat diperhatikannya, karena kedua mereka adalah pemuka Madinah, dan yang pertama kali berhak untuk membicarakan seal tersebut dan memilih langkah mana yang akan diambil

Rasulullah menceritakan kepada kedua mereka peristiwa perundingan yang berlangsung antaranya dengan pemimpin-pemimpin Gathfan. Tak lupa ia menyatakan bahwa langkah itu diambilnya ialah karena ingin menghindarkan kota dan penduduk Madinah dari serangan dan pengepungan dahsyat.

Kedua pemimpin itu tampil mengajukan pertanyaan:
“Wahai Rasulullah, apakah ini pendapat anda sendiri, ataukah wahyu yang dititahkan Allah … ?” Ujar Rasulullah: “Bukan, tetapi ia adalah pendapatku yang kurasa baik untuk tuan-tuan! Demi Allah, saya tidak hendak melakukannya kecuali karena melihat orang-orang Arab hendak memanah tuan-tuan secara serentak dan mendesak tuan-tuan dari segenap jurusan.

Maka saya bermaksud hendak membatasi kejahatan mereka sekecil mungkin.. !”
Sa’ad bin Mu’adz merasa bahwa nilai mereka sebagai laki-laki dan orang-orang beriman, mendapat ujian betapa juga coraknya.

Maka katanya: -
‘Wahai Rasulullah! Dahulu kami dan orang-orang itu berada dalam kemusyrikan dan pemujaan berhala, tiada mengabdikan diri pada Allah dan tidak kenal kepada-Nya, sedang mereka tak mengharapkan akan dapat makan sehutir kurma pun dari hasil bumi kami kecuali bila disuguhkan atau dengan cara jual beli …. Sekarang, apakah setelah kami beroleh kehormatan dari Allah dengan memeluk Islam dan mendapat bimbingan untuk menerimanya, dan setelah kami dimuliakan-Nya dengan anda dan dengan Agama itu, lain kami harus menyerahkan harta kekayaan kami …? Demi Allah, kami tidak memerlukan itu, dan demi Allah, kami tak hendak memberi kepada mereka kecuali pedang … hingga Allah menjatuhkan putusan-Nya dalam mengadili kami dengan mereka… !”

Tanpa bertangguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merubah pendiriannya dan menyampaikan kepada para pemimpin suku Gathfan bahwa sahabat-sahabatnya menolak rencana perundingan, dan bahwa beliau menyetujui dan berpegang kepada putusan shahabatnya….

Berselang beberapa hari, kota Madinah mengalami pengepungan ketat. Sebenarnya pengepungan itu lebih merupakan pilihannya sendiri daripada dipaksa orang, disebabkan adanya parit yang digali sekelilingnya untuk menjadi benteng perlindungan bagi dirinya. Kaum Muslimin pun memasuki suasana perang. Dan Sa’ad bin Mu’adz keluar membawa pedang dan tombaknya sambil berpantun:
“Berhentilah sejenak, nantikan berkecamuknya perang Maut berkejaran menyambut ajal datang menjelang … !”

Dalam salah satu perjalanan kelilingnya nadi lengannya disambar anak panah yang dilepaskan oleh salah seorang musyrik.
Darah menyembur dari pembuluhnya dan segera ia dirawat secara darurat untuk menghentikan keluamya darah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh membawanya ke mesjid, dan agar didirikan kemah untuknya agar ia berada di dekatnya selama perawatan.

Sa’ad, tokoh muda mereka itu dibawa oleh Kaum Muslimin ke tempatnya di mesjid Rasul. Ia menunjukkan pandangan matanya ke arah langit, lain mohonnya: -

“Ya Allah, jika dari peperangan dengan Quuaisy ini masih ada yang Engkau sisakan, maka panjangkanlah umurku untuk menghadapinya! Karena tak ada golongan yang diinginkan untuk menghadapi mereka daripada kaum yang telah menganiaya Rasul-Mu,telah mendustakan dan mengusirnya… !

Dan seandainya Engkau telah mengakhiri perang antara kami dengan mereka, jadikanlah kiranya musibah yang telah menimpa diriku sekarang ini sebagai jalan untuk menemui syahid … ! Dan janganlah aku dimatikan sebelum tercapainya yang memuaskan hatiku dengan Bani Quraidha … !”

Allah-lah yang menjadi pembimbingmu, wahai Sa’ad bin Mu’adz … ! Karena siapakah yang mampu mengeluarkan ucapan seperti itu dalam suasana demikian, selain dirimu …?

Dan permohonannya dikabulkan oleh Allah. Luka yang dideritanya menjadi penyebab yang mengantarkannya ke pintu syahid, karena sebulan setelah itu, akibat luka tersebut ia kembali menemui Tuhannya. Tetapi peristiwa itu terjadi setelah hatinya terobatil terhadap Bani Quraidha.

Kisahnya ialah setelah orang-orang Quraisy merasa putus asa untuk dapat menyerbu kota Madinah dan ke dalam barisan mereka menyelinap rasa gelisah, maka mereka sama mengemasi barang perlengkapan dan alat senjata, lalu kembali ke Mekah dengan hampa tangan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpendapat, mendiamkan perbuatan orang-orang Quraidha, berarti membuka kesempatan bagi kecurangan dan pengkhianatan mereka terhadap kota Madinah bilamana saja mereka menghendaki, suatu hal yang tak dapat dibiarkan berlalu! Oleh sebab itulah beliau mengerahkan shahabat-shahabatnya kepada Bani Quraidha itu. Mereka mengepung orang-orang Yahudi itu selama 25 hari. Dan tatkala dilihat oleh Bani Quraidha bahwa mereka tak dapat melepaskan diri dari Kaum Muslimin, mereka pun menyerahlah dan mengajukan permohonan kepada Rasulullah yang beroleh jawaban bahwa nasib mereka akan tergantung kepada putusan Sa’ad bin Mu’adz. Di masa jahiliyah dahulu, Sa’ad adalah sekutu Bani Quraidha ….

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim beberapa shahabat untuk membawa Saad bin Mu’adz dari kemah perawatannya di mesjid. Ia dinaikkan ke atas kendaraan, sementara badannya kelihatan lemah dan menderita sakit.

Kata Rasulullah kepadanya: “Wahai Sa’ad! Berilah keputusanmu terhadap Bani Quraidha … !” Dalam fikiran Sa’ad terbayang kembali kecurangan Bani Quraidha yang berakhir dengan perang Khandak dan nyaris menghancurkan kota Madinah serta penduduknya. Maka ujar Sa’ad: — “Menurut pertimbanganku, orang-orang yang ikut berperang di antara mereka hendaklah dihukum bunuh. Perempuan dan anak mereka diambil jadi tawanan, sedang harta kekayaan mereka dibagi-bagi … !” Demikianlah, sebelum meninggal, hati Sa’ad telah terobat terhadap Bani Quraidha….

Luka yang diderita Sa’ad setiap hari bahkan setiap jam kian bertambah parah …. Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjenguknya. Kiranya didapatinya ia dalam saat terakhir dari hayatnya. Maka Rasulullah meraih kepalanya dan menaruhnya di atas pangkuannya, lain berdu’a kepada Allah, katanya: “Ya Allah, Sa’ad telah berjihad di jalan-mu ia telah membenarkan Rasul-Mu dan telah memenuhi kewajibannya. Maka terimalah ruhnya dengan sebaik-baiknya cara Engkau menerima ruh… !”

Kata-kata yang dipanjatkan Nabi itu rupanya telah memberikan kesejukan dan perasaan tenteram kepada ruh yang hendak pergi. Dengan susah payah dicobanya membuka kedua matanya dengan harapan kiranya wajah Rasulullah adalah yang terakhir dilihatnya selagi hidup ini, katanya: “Salam atasmu, wahai Rasulullah… ! Ketahuilah bahwa aku mengakui bahwa anda adalah Rasulullah!”
Rasulullah pun memandangi wajah Sa’ad lalu katanya: “Kebahaggaan bagimu wahai Abu Amr … !”
Berkata Abu Sa’id al-Khudri: — “Saya adalah salah seorang yang menggali makam untuk Sa’ad · … Dan setiap kami menggali satu lapisan tanah, tercium oleh kami wangi kesturi, hingga sampai ke liang lahat”.

Musibah dengan kematian Sa’ad yang menimpa Kaum Muslimin terasa berat sekali. Tetapi hiburan mereka juga tinggi “ilainya, karena mereka dengar Rasul mereka yang mulia bersabda: “Sungguh, ‘Arasy Tuhan Yang Rahman bergetar dengan berpulangnya Sa’ad bin Mu’adz … !







Posted by Agus Rinanto