Translate with Guz Tea

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Sunday, December 4, 2011 at 8:01 AM |  

Pelabuhan  Sandhyakala
Bujang bintang gerai di ujung pantai
Menyisir, layar berlabuh belia
Manakala sehunus Mandau berjenaka
Merobek, mega berdarah
Mengumbar suara gaduh di pelupuk mata
Kerikil tak ingin diinjak
Bintang laut tertawa
Elang merauk hasil buruan jala
Jejak-jejak
Bayang segontai rahang pembajak
Urung hengkang, tak jua girang.
Menafsir nurani biru segara
Kapal layar siap melangkah adu
Kapan saja berdiri membentang jeruji
Genggamlah, pasang panji dahulu
Agar aral  gendala segan menggebu
Melirik buih menusuk gelembung tawas pantai
Pabila usai, pulang ais lauk lantaran sayang
Pelampung mengambang
Ikan menari sesuka hati.

Jum’at, 25 Agustus 2006
Author: Agus Rinanto

Orkestra Hutan Belantara
Sonata seruling pengembara
Menembus sela-sela daun, belukar.
Nyanyian serangga kelana
Mengayuh bahtera pelayar segara
Menjalin gemerlap dunia.
Gagak tua, pelatuk mengetuk rumahnya
Tupai geleng-geleng kelapa muda
Kumbang menjerit, bergema.
Menjulang mengait telinga
Suara-suara sentuhan kelelawar
Elang tergiur lapar
Suat-suit burung jemawa
Jangkrik meringkik terkesan
Babu tertawa
Orkestra hutan belantara

Minggu, 27 Agustus 2006
Author: Agus Rinanto


Roman Syuhada
Bumi dan langit,
Menggeliat karena,
Riuh dunia menembus sukma.
Gegap gempita, manakala keikhlasan tertuang
Alam semesta tersenyum menghibur
Ruas jalan mengkilau
Menyambut para syuhada, jihadnya
Karena. Nafas tak peduli meski sesak
Kedamaian, akan tetap menggalang
Tujuan dan cita-cita.
Memacu diri karena,
Menancap tonggak satu padu
Laksana kehidupan Nya, nyata
Selaras janji-janji surga
Angannya syuhada

Sabtu, 9 September 2006
Author : Agus Rinanto


Atap Bumi Lazuardi
Batang kehidupan
Melilit cahaya dan pancaran surya
Menembus jasad bergelimang dosa
Semilir angin, menyibak rahang kerongkongan,
Hingga merajut usia.
Kincir angin
Mnyuara ringkik ke setiap sudut buana
Gugur, dedaunan bergemulai lembut
Menghampar, menatap atap lazuardi
Bersih murni nan sunyi.
Sungguh tirai pesenandung sentosa
Kesejukan tiada henti
Tak seremang hamparan dunia
Keruh, menghimpit luas ruang cinta
Menyisip isak relung jiwa.

Sabtu, 9 September 2006
Author : Agus Rinanto







Posted by Agus Rinanto