Pelabuhan Sandhyakala
Bujang bintang gerai di ujung pantai
Menyisir, layar berlabuh belia
Manakala sehunus Mandau berjenaka
Merobek, mega berdarah
Mengumbar suara gaduh di pelupuk mata
Kerikil
tak ingin diinjak
Bintang
laut tertawa
Elang
merauk hasil buruan jala
Jejak-jejak
Bayang
segontai rahang pembajak
Urung
hengkang, tak jua girang.
Menafsir nurani biru segara
Kapal layar siap melangkah adu
Kapan saja berdiri membentang jeruji
Genggamlah, pasang panji dahulu
Agar aral
gendala segan menggebu
Melirik buih
menusuk gelembung tawas pantai
Pabila usai, pulang ais lauk lantaran sayang
Pelampung mengambang
Ikan menari sesuka hati.
Jum’at, 25
Agustus 2006
Author: Agus
Rinanto
Orkestra Hutan
Belantara
Sonata seruling pengembara
Menembus sela-sela daun, belukar.
Nyanyian serangga kelana
Mengayuh bahtera pelayar segara
Menjalin gemerlap dunia.
Gagak tua, pelatuk mengetuk rumahnya
Tupai geleng-geleng kelapa muda
Kumbang menjerit, bergema.
Menjulang mengait telinga
Suara-suara sentuhan kelelawar
Elang tergiur lapar
Suat-suit burung jemawa
Jangkrik meringkik terkesan
Babu tertawa
Orkestra hutan belantara
Minggu, 27
Agustus 2006
Author: Agus
Rinanto
Roman Syuhada
Bumi dan langit,
Menggeliat karena,
Riuh dunia menembus sukma.
Gegap gempita, manakala keikhlasan
tertuang
Alam semesta tersenyum menghibur
Ruas jalan mengkilau
Menyambut para syuhada, jihadnya
Karena. Nafas tak peduli meski sesak
Kedamaian, akan tetap menggalang
Tujuan dan cita-cita.
Memacu diri karena,
Menancap tonggak satu padu
Laksana kehidupan Nya, nyata
Selaras janji-janji surga
Angannya syuhada
Sabtu, 9 September 2006
Author : Agus Rinanto
Atap Bumi
Lazuardi
Batang kehidupan
Melilit cahaya
dan pancaran surya
Menembus jasad
bergelimang dosa
Semilir angin,
menyibak rahang kerongkongan,
Hingga merajut
usia.
Kincir angin
Mnyuara ringkik ke setiap sudut buana
Gugur, dedaunan bergemulai lembut
Menghampar, menatap atap lazuardi
Bersih murni nan sunyi.
Sungguh tirai
pesenandung sentosa
Kesejukan tiada
henti
Tak seremang
hamparan dunia
Keruh, menghimpit
luas ruang cinta
Menyisip isak
relung jiwa.
Sabtu,
9 September 2006
Author : Agus Rinanto
Posted by
Agus Rinanto